Tidak ada yang berbeda, dengan pelaksanaan pemantauan banjir yang dilaksanakan oleh BPSDA Ciujung Cidanau, kesemuanya berjalan seperti biasa dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Personil yang dilibatkan pun bergerak dengan rasa kepedulian dan tanggung jawab yang tinggi, baik yang bertugas di Balai PSDA maupun yang berada di titik titik pantau TMA banjir. Informasi tma banjir, jam per jam, bahkan menit per menit dilaporkan oleh petugas di lapangan apabila kondisi sudah semakin kritis dan bahaya. Demikian pula dengan petugas yang di BPSDA, akan menginfokan secepatnya dengan aparatur pemerintahan di Kecamatan dan Desa serta insitusi penanggulangan bencana, agar selalu siap siaga. Tak ketinggalan, operator jalan tol PT. MMS pun ikut diinfokan, untuk mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa, yang bisa mengancam keselamatan pengguna jalan tol ruas Tangerang Merak yang melintas di jembatan undar andir.
Menurut Herry Safari, MT, Kasi Pemanfaatan Air BPSDA Ciujung Cidanau Dinas PUPR Provinsi Banten, yang kami lakukan pun mungkin tidak lebih baik dengan institusi-institusi lain yang sebelumnya pernah melakukan upaya pemantauan yang serupa. Menjadi istimewa dan luar biasa karena salah satu aliran sungai yang di pantau selama musim penghujan dan notebene memiliki dampak bencana adalah sungai Ciujung. Sungai Ciujung ini membelah urat nadi perekonomian lintas Sumatera-Jawa, karena diatasnya terdapat ruas Jalan Tol Tangerang-Merak yang dikelola oleh PT. Marga Mandala Sakti, anak perusahaan Astra Group. Bisa dibayangkan, apabila transportasi lintas Sumatera-Jawa ini tergenang air selama berhari-hari, seperti kejadian banjir pada tahun 2001 dan 2013 yang lalu. Berapa banyak nilai kerugian ekonomi yang ditanggung.
Berdasarkan catatan kami, paling tidak ada dua momen luar biasa ketika ruas Jalan Tol Tangerang Merak ini tergenang oleh luapan sungai Ciujung. Pada tanggal 6 Februari 2001 ruas tol Km 58 s.d. Km 59 tergenang akibat meluapnya sungai Ciujung, lalulintas tol macet hingga 30 Km, baik dari arah Jakarta maupun arah Merak. Kemudian tanggal 15 Januari 2012, luapan sungai Ciujung melumpuhkan jalan tol di Km 57 sd Km 59, ketinggian genangan air mencapai lebih dari 1,5 meter, dan melumpuhkan arus manusia, barang dan jasa dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya.
Sebagai tambahan informasi, Sungai Ciujung merupakan salah satu sungai besar di propinsi Banten yang mengalir rnelalui wilayah kabupaten Bogor (provinsi Jawa Barat), kabupaten Lebak dan kabupaten Serang. Sungai ini berhulu di G. Karang (+ 1778 m) di kabupaten Serang dan G. Halimun (+ 1929 m) di kabupaten Bogor, memiliki panjang sungai + 84,8 km dengan luas daerah aliran sungai (DAS) seluas + 1.858 km2, memiliki dua anak sungai yang besar yaitu S. Cisimeut (DAS = 458 km2) dan S. Ciberang (DAS = 305 km2). Kedua anak sungai ini bertemu / menyatu di sebelah selatan kota Rangkasbitung dan mengalir ke utara bermuara di laut Jawa. Dari data publikasi debit sungai Ciujung di stasiun pengukuran Rangkasbitung dalam periode pengukuran 1992 s/d 1999, menunjukkan debit rata-rata bulanan antara 35,3 m3/det (Juli) dan 105,112 m3/det (Januari).
Berdasarkan catatan kami, paling tidak ada dua momen luar biasa ketika ruas Jalan Tol Tangerang Merak ini tergenang oleh luapan sungai Ciujung. Pada tanggal 6 Februari 2001 ruas tol Km 58 s.d. Km 59 tergenang akibat meluapnya sungai Ciujung, lalulintas tol macet hingga 30 Km, baik dari arah Jakarta maupun arah Merak. Kemudian tanggal 15 Januari 2012, luapan sungai Ciujung melumpuhkan jalan tol di Km 57 sd Km 59, ketinggian genangan air mencapai lebih dari 1,5 meter, dan melumpuhkan arus manusia, barang dan jasa dari Sumatera ke Jawa dan sebaliknya.
Sebagai tambahan informasi, Sungai Ciujung merupakan salah satu sungai besar di propinsi Banten yang mengalir rnelalui wilayah kabupaten Bogor (provinsi Jawa Barat), kabupaten Lebak dan kabupaten Serang. Sungai ini berhulu di G. Karang (+ 1778 m) di kabupaten Serang dan G. Halimun (+ 1929 m) di kabupaten Bogor, memiliki panjang sungai + 84,8 km dengan luas daerah aliran sungai (DAS) seluas + 1.858 km2, memiliki dua anak sungai yang besar yaitu S. Cisimeut (DAS = 458 km2) dan S. Ciberang (DAS = 305 km2). Kedua anak sungai ini bertemu / menyatu di sebelah selatan kota Rangkasbitung dan mengalir ke utara bermuara di laut Jawa. Dari data publikasi debit sungai Ciujung di stasiun pengukuran Rangkasbitung dalam periode pengukuran 1992 s/d 1999, menunjukkan debit rata-rata bulanan antara 35,3 m3/det (Juli) dan 105,112 m3/det (Januari).